Kesimpulan dan Refleksi Filsofis Pendidikan Nasional KHD
Assalamualaikum,
salam sejahtera bagi kita semua, perkenalkan nama saya Ary Nurfitriana, saya
merupakan guru di salah satu sekolah swasta di DKI Jakarta, Alhamdulillah
sampai saat ini saya masih di berikan nikmat untuk tetep mengajar dan mendidik
anak- anak yang hebat. Saya menjadi guru kurang lebih 8 tahun. Syukur tak lupa
saya panjatkan atas nikmat Allah SWT, saya diberikan amanah untuk belajar
kembali bagaimana menjadi sosok guru yang bisa menuntun anak didik, karena hakikatnya seorang guru adalah seorang
yang harus bisa menuntun anak didik
nya, saya belajar di salah satu program pemerintah melalui program guru
penggerak angkatan 7, kurang lebih sudah 2 minggu saya mempelajari “Filsofis
Pendidikan Kihajar Dewantara”.
KESIMPULAN
FILSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL
Kihajar
Dewantara seorang Bapak pendidikan yang memiliki pemikiran untuk kemajuan
pendidikan. Menurut KHD Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar
dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat
anak. Pada dasarnya pendidikan dan pengajaran adalah
sesuatu hal yang berbeda dan tidak dipisahkan , pengajar adalah bagian dari
pendidikan sedangkan pengajaran merupaka proses pendidikan dalam memberi ilmu
untuk kecakapan hidup anak baik secara lahir maupun batin.Ki Hajar Dewantara
mengibaratkan pendidik seperti seorang tukang kebun ataupun petani yang
memiliki tugas hanya merawat tanaman sesuai kebutuhan dari masing – masing
tanaman agar menjadi tanaman yang tumbuh
dan berbuah dengan baik tanpa harus menuntut tanaman yang ditanam menjadi
tanaman yang berbeda.
Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki sociokulturan
dimana norma social dan budaya yang sangat erat dan bisa di jadikan bahan
ajar, bahkan menurut Ki Hajar Dewantara. menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak
berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat
zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di
mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya
bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi
sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan
adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat
baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat
jeleknya.
Dalam pembelajaran saat ini
kodrat zaman bisa di realisasikan dengan pembelajaran Abad 21. Pada proses
pembelajaran sebaiknya kita melihat keinginan anak untuk bermain,karna kodrat
anak selalu ingin “bermain” jadi tidak salah jika anak SMP ataupun SMA masih
memiliki jiwa untuk bermain, dan hendaknya guru bisa menyisipkan metode
pembelajaran dengan permainan
REFLEKSI
Saya menjadi guru sudah hampir 8 tahun, ternyata cara
pengajaran yang saya lakukan selama ini sangat bertolak belakang terhadap
pemikiran KHD, cara mengajar saya masih berpatokan terhadap saya sebagai guru,
dan anak anak harus mengikuti cara belajar saya, padahal KHD berpendapat anak
itu bukan seperti kertas kosong, yang harus diisi oleh saya / pendidik sesuka
hati. Sebelum saya mengikuti pelatihan Guru penggerak dan mempelajari pemikiran
KHD, saya meyakini bahwa tindakan memberikan hukuman dan tindakan tegas yang
saya berikan terhadap siswa yang melanggar aturan yang saya akan memberikan
perubahan terhadap siswa yang melanggarnya dan ternyata yang saya lakukan itu salah,
Saya mulai menerapkan pemikiran Ki Hajar dewantara adalah
tidak memberikan hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing dan
berusaha menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan melalui berbagai
media pembelajaran yang ada.
Terima kasih
Salam bahagia